Cinta Terlarang
Namaku adalah Siti Zuraida biasanya aku
sering dipanggil Siti. Setiap hari aku sering membantu ibuku. Salah satunya
adalah pergi ke pasar berbelanja bahan – bahan untu memasak sehari –hari.
Pada suatu hari seperti biasanya aku pergi ke
pasar dengan sepeda tuaku. Setelah berbelanja aku langsung pulang. Entah dari
mana datangnya saat di tengah perjalanan pulang tiba-tiba saja sebuah sepeda
motor menyerempet bagian kanan sepedaku tentu saja aku terjatuh dan semua
belanjaanku berserakan dijalan. Si pengendara tidak bertanggung jawab dan
langsung meninggalkanku. Aku yang merasa kesakitan tidak bisa berbuat banyak
dan aku hanya bisa berteriak minta tolong. Dari kejauhan aku melihat seorang
pria bertato berlari kearahku, dia menolongku berdiri dan membereskan
belanjaanku yang berhamburan. Melihat lututku yang berdarah, pria itu
menawarkan diri untuk mengantarkanku pulang. Karena pada saat itu aku memang merasa tak berdaya, akupun menyetujuinya. Dia
memboncengku dengan sepeda bututku itu. Dalam
perjalanan pulang kami berkenalan dan ku ketahui dia bernama Syahrul. Dia anak
baik, dia juga pandai bercengkrama. Sepanjang perjalanan dia selalu membuat aku
tertawa hingga aku lupa dengan rasa sakit di lututku.
Sesampainya di rumah, Syahrul membantuku
menuju pintu. Kebetulan pada saat itu ayah sedang duduk di
ruang tamu. Ayah
terkejut melihat keadaanku dan segera ayah meraihku dari Syahrul lalu membawaku
ke kamar.
Syahrul masih di depan
rumah menunggu ayah mempersilahkan pulang. Tidak lama, ayah keluar dan
dipandanginya Syahrul. Melihat badan Syahrul yang penuh dengan tatto terpikir
di benak ayah bahwa Syahrul bukan anak baik-baik. Ayah menyuruh Syahrul untuk
pergi dan Syahrul pun pergi.
Dua hari sudah berlalu
dan aku pun sembuh. seperti biasanya ibu memintaku untuk ke pasar. Sekitar 20
menit aku di pasar. Setelah ku rasa sudah cukup, aku pun bergegas pulang. Tanpa
diduga aku bertemu dengan Syahrul. Dia menghampiriku dan membantu membawakan
belanjaan menuju ke arah parkiran sepeda. Sebelum aku memohon diri untuk
pulang, kami sempat janjian untuk bertemu lagi nanti sore di depan pasar ini.
Sore pun tiba.
Sesampainya aku di depan pasar Syahrul nampaknya sudah menunggu. Tanpa
basa-basi lagi Syahrul langsung menunggang sepedaku dan memboncengku pergi ke
taman. Sesampainya di taman kami saling menceritakan tentang diri
masing-masing. Dari situ aku mengetahui ternyata Syahrul adalah mantan pengguna
obat-obatan terlarang. Dia sudah tidak mengkonsumsi obat itu sejak 2 tahun
silam. Dia juga berasal dari keluarga broken home. Ayah ibunya bercerai setelah
ayahnya terbukti berselingkuh dengan teman ibunya sendiri. Setelah bercerai Syahrul ikut ibunya. Setelah
3 bulan berlalu ibunya memutuskan untuk menikah lagi . dia tidak menyukainya
dan diapun kabur dari rumah. Mulai saat itu dia hidup gelandangan.
Kini, sudah kurang lebih
3 tahun hidupnya simpang siur dan selama itu pula dia tak pernah lagi menemui
ibunya. Tanpa ia sadari air matanya jatuh. Mungkin itu adalah suatu simbol
betapa dia sangat merindukan orang tuanya. Tidak terasa, hari mulai senja dan
kami memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah
terlihat ayah dan ibu sudah menunggu di ruang tamu. Wajah ayah terlihat sangat
kesal. Aku gugup, aku takut. Ayah menyuruhku duduk. Ternyata ayah marah karena
aku menemui Syahrul. Ayah tak sengaja
melihatku di taman bersama Syahrul. Aku pun mencoba menjelaskan kepada ayah,
aku juga menceritakan apa yang di ceritakan Syahrul saat di taman tadi.
Mendengar latar belakang Syahrul yang mungkin
bisa dibilang rumit, Ayah mengernyitkan dahi dan alhasil amarah Ayah
menjadi-jadi. Ayah juga bersikeras melarangku untuk tidak pernah lagi menemui
Syahrul. Aku hanya bisa menangis sambil berlari ke kamar.
Malam pun datang. Aku
mencoba mengingat-ingat lagi tentang Syahrul. Entah kenapa aku merasa senang
dan bahagia jika di dekatnya. Jantungku selalu berdetak lebih cepat dari
biasanya dikala Syahrul menatapku. Apa mungkin aku jatuh cinta ? yaaa mungkin
benar, saat ini aku sedang jatuh cinta kepada Syahrul. Tak terasa sudah jam 9
malam, saatnya aku tidur dan aku berharap malam ini aku dapat memimpikan
Syahrul.
Ayam pun berkokok
sebagai isyarat agar aku bergegas bangun. Aku menjalani hari seperti biasa.
Namun mungkin sedikit berbeda karena setiap di pasar Syahrul selalu menemuiku
dan membantuku berbelanja. Berhari-hari telah ku lewati sampai pada akhirnya
Syahrul menyatakan cinta kepadaku. Aku menerimanya. Dan kami sepakat menjalani
hubungan ini secara diam-diam, tanpa diketahui oleh Ayah.
Sejak saat itu aku
merasa sangat bahagia. Hari-hariku selalu dihiasi dengan senyuman dan candaan
Syahrul. Hingga satu bulan berlalu, saat ini Syahrul bekerja sebagai kuli
angkut barang di pasar. Dengan penghasilan seadanya dia mampu mengumpulkan uang
yang rencananya ingin dia tukar dengan cincin untuk ku pakai. Tapi aku menolak,
aku menyarankan agar uang tersebut dijadikan modal untuk membuka kios
kecil-kecilan di pasar. Awalnya Syahrul menolak, tapi setelah aku membujuk
akhirnya Syahrul menyetujuinya.
Sekarang sudah 6 bulan
lamanya Syahrul membuka kios. Penghasilannya cukup lumayan. Keuntungan yang ia
dapatkan digunakan untuk membeli sebuah sepeda untuk dia pakai, dan seutas
cincin yang dihadiahkannya untukku.
Setahun berlalu
hubunganku mulai terdengar Ayah. Ayah mengetahuinya dari pedagang-pedagang
pasar. Aku takut ayah akan marah besar. Dan benar saja sepulang ayah bekerja
aku di panggil untuk menghadap ayah. Ayah sangat marah dan ayah berniat untuk
mengasingkan aku ke sebuah daerah terpencil tempat nenekku tinggal. Aku
menolaknya tapi ayah tetap memaksa. Aku menangis sejadi-jadinya agar ayah
merasa kasihan kepadaku. Tapi ayah mempunyai pendirian yang kuat. Sekali ayah
mengatakan tidak boleh, bagaimanpun caranya kata itu tidak akan bisa berubah.
Sejak kejadian itu aku
tidak diperbolehkan lagi untuk keluar rumah, bahkan ke pasar pun aku tidak
diizinkan. Seminggu sebelum keberangkatanku, aku diam-diam keluar rumah untuk
menemui Syahrul. Setelah ku ceritakan dia terlihat sangat sedih. Dia ingin
menemui ayah dan meminta restu kepada ayah. Tapi ku urungkan niatnya karena
hanya akan meperumit masalah. Tapi dia bersikeras untuk menemui ayah. Dia ingin
mempersuntingku. Tetap saja ku larang. Aku katakan kepadanya “Mungkin kali ini
dalah pertemuan terakhir kita. Jaga diri kamu baik-baik. Dan ingat satu hal,
kalau kita berjodoh kita takkan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapapun kamu
kelak, kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu”. Dengan
berlinang air mata aku pergi meninggalkan Syahrul.
Hari keberangkatanku
tiba. Jam 8 pagi ibu sudah menyuruhku untukku mempersiapkan diri. Setelah ku
rasa sudah cukup siap aku berdiri di depan rumah memandangi sekelilingku,
meresapi udara pagi untuk terakhir kalinya di kota ini. Tak sengaja aku
mendengar suara bisikan seperti memanggil namaku. Aku cari sumber suara itu dan
ternyata itu adalah Syahrul. Aku menghampirinya. Dia mengatakan kalau dia tidak
rela jika dia harus berpisah denganku. Dia mengajakku kabur dari rumah. Entah
setan apa yang berbisik di telingaku aku pun menyetujuinya. Saat itu pula aku
langsung pergi meninggalkan rumah bersama Syahrul. Dan ternyata ayah melihat
perlakuanku, ayah pun mengejarku. Aku yang merasa ketakutan langsung mencoba
berlari lebih cepat. Aku berlari dengan perasaan campur aduk. Mungkin apa yang
dirasakan Syahrul juga sama. Kami tidak memperhatikan jalan lagi sampai pada
akhirnya sebuah mobil menabrak kami berdua. Aku langsung tidak sadarkan diri.
Setelah beberapa jam
kemudian aku sadar. Ku lihat sekelilingku aku berada di rumah sakit. di
sampingku ada ayah dan ibu. Aku menyakan apa yang telah terjadi sebelumnya.
Ayah menceritakan dengan detil sekali. Kemudian aku menanyakan dimana Syahrul
sekarang, ayah mengusap kepalaku dan ayah mengatakan kalau syahrul sudah
meninggal dunia di tempat kejadian. Aku menangis, aku tak percaya, aku tak
rela, aku kecewa pada diriku sendiri. Tapi apalah dayaku. Itu sudah kehendak
Tuhan. Aku hanya bisa tabah dan berdo’a agar dia diberi tempat yang nyaman di
alam sana.
“Syahrul, kita memang
sudah ditakdirkan bersama. Hanya saja Tuhan menundanya. Kita pasti akan bertemu
lagi, kelak saat di surga.”
memang hanya sebuah cerita. Aku sich suka dengan cerita nya, jelas dan enak di baca. tapi akhirnya itu lho, kamu berharap kamu akan bertemu dengan kekasih mu di surga. sedangkan yang sudah saling menjalin menikah pun belum tentu bertemu di sana. padahal itu adalah hubungan sah dan halal, apalagi karena hubungan haram seperti berpacaran,. salam blogger
BalasHapusTerima kasih atas komentarnya :). Pada kalimat tersebut hanya menunjukkan suatu pengharapan layaknya seorang perempuan yang sedang berduka dan mencoba untuk menabahkan hatinya. Salam Blogger.
BalasHapusMantap gan? http://waptrick.blog2an.com >> Download kumpulan video bokep terbaru 2015
BalasHapus>> Waptrick Gudang Download Video XXX
>> Situs Download Video Bokep Indo asia >> Klik Download Videos Xxx terlengkap